Kita akan berbincang-bincang mengenai PEMILU yang sudah berjalanan pada hari rabu Kemarin, dan masih mempunyai
selarik misteri dalam negri ini. pencoblosan pada tanggal 9 –April-2014 yang
sudah berjalan sejak kemarin itu sangat beradu nasib. Yang dimana para caleg
berlomba-lomba mencari hak suara untuk memenangkan partai ataupun para kader
caleg.
Bicara mengenai pemilu. Telinga Kita tidak asing lagi di gegerkan yang
namanya MONEY politik atau uang politik yang berkeliaran di sudut-sudut
terpencil. Yang dimana MONEY POLITIK atau disebut uang politik itu akan
dibagi-bagikan kepada warga indonesia khususnya para masyarakat setempat yang
ikut andil dalam mengikuti orasi ataupun kampanye tersbeut.
Bicara mengenai soal kampanye yang baru kemarin tanggal 05-april adalah
hari dimana para kader politik berunjuk meramaikan jalanan dengan suara motor
yang begitu keras untuk memperkenalkan partainya, kerena hari tersebut hari terakhir
untuk berkampanye, maka jajaran masyarakat akan memadati jalanan dan akan lebih
banyak yang berkampanye, tidak seperti hari-hari sebelumnya. Kerena hari
tersebut hari terakhir berkampanye. Tapi efek samping dalam berkampanye ialah
mengganggu ruas jalanan yang begitu sempit dan akan mengakibatkan kemacetan
yang cukup panjang. Dalam ula terbeut maka para aparat kepolisian terjun
langsung untuk mengatur jalan. Dan juga polisi akan menilang dari warga yang
ikut kampanye yang tidak mentaati peraturan.
Partai politik yang akan mengikuti pemilihan umum tahun 2014, harus
mempunyai standar pencalonan anggota legislatif yang tegas dan ketat dan bisa
membangun dalam negara indonesia. Kriteria calon anggota legislatif atau caleg
mesti jelas dan bisa menjadi instrumen yang bisa mencegah calon-calon
bermasalah masuk dalam partai tersebut, sehingga para calon-calon bisa membasmi
orang-orang yang selalu menghabiskan aset negara.
Standardisasi caleg sangat diperlukan untuk menjaga konsekuensi dalam
negara ini. kerena partai-partai mesti membuat kriteria yang jelas dan tegas
tentang siapa saja orang yang layak diusung ataudijadikan caleg dari partainya.
Dan hal tersbeut tidak sembarang orang bisa masuk dan mencalonkan diri dari
partai tersebut. Harus ada tata cara yang diselenggarakan dalam Hal-hal prinsip
yang harus dimuat di dalam kriterianya caleg. caleg salah satunya adalah
antikorupsi. Konsekuensinya, caleg yang punya track record pernah terlilit
kasus korupsi tidak boleh diusung sebagai caleg. Selain antikorupsi, yang harus
dipertimbangkan adalah sikap moral dari bakal caleg. Bila yang bersangkutan terbukti
pernah punya selingkuhan atau berpoligami, semestinya tidak dapat diusung
sebagai caleg. Itu aturan yang sudah diselenggarakan dalam aturan caleg di
dalam negeri ini.
Berbicara Mengenai hal dalam pencalonan DPR Terkait dengan pemilu
legislatif, seluruh elemen masyarakat diminta harus waspada dan berfikir bijak
ataupun cerdas untuk memilih anggota dewan nantinya. Dikarenakan masyarakat
akan salah pilih dalam pemilihan ini, takutnya disaat masyarakat memilih yang
salah akan mengakibatkan sangat fatal dan akan merugikan aset negara nanti. Dan
saya himbau Masyarakat jangan lagi memilih anggota dewan perwakilan daerah yang
bersifat pemalas yang maju kembali sebagai calon legislatif di Pemilu 2014. Hal
ini sangat penting sebagai hukuman buruknya kinerja anggota DPR periode
2014-2019 nanti.
Saya akan mengasih gambaran sedikit mengenai kerja dalam anggota DPR. Kemarin
pada hari hari Selasa pagi pada tanggal
: 18/2/2014 DPR RI menggelar Sidang Paripurna dengan agenda pengesahan Program
Legislasi Nasional atau bisa disingkat Prolegnas tahun 2014. Di antara 560
anggota dewan yang diundang pada sidang
paripurna, tercatat hanya 278 anggota yang mengisi daftar hadir di dalam sidang
parlipurna sampai Sidang Paripurna dibuka pada pukul 10.45 WIB. Sedangkan 282
anggota lainnya belum mengisi daftar hadir. Banyak kursi-kursi DPRI RI yang
kosong d sidang paripurna.tak tau kenapa sidang tersebut bisa merosot sampai
segitunya. Tapi sidang paripurna tetap digelar meskipun banyak kursi yang
kosong. Kemalasan anggota Dewan Perwakilan Dearah tersebut yang ikut sidang
paripurna itu tidak terjadi satu atau dua kali dalam event ini, melainkan sering , kerena kemalasan
dalam kenerja itu. Saya pribadi tidak tau kenapa anggota DPR RI sangat malas
sekali untuk menghadiri rapat ataupun sidang yang di gelar digedung-gedung.
Jadi saya himbau masyarakat setempatmemilih dalam seorang kader maupun pemimpin
yang harus siap, siap dalam menjalankan tugas-tugas nya siap dalam tanggung
jawab nya, siap dalam menyelesaikan aset-aset negara. Serta membangun negara
indonesia ini lebih nyaman.
Kita kembali dalam pemilu. Banyakpartai-partai yang meringkus artis ternama
tanah air untuk dijadikan calon
legislatif pada pemilu 2014, partai-partai-partai tersbut tidak memandang dalam
kinejernya dan juga tidak memandang sebelah mata terhadap profesi maupun
kemampun yang di dapat olehnya. Tak terhiraukan dalam masalah-masalah atau
hukuman apa yang dulunya pernah dilakukan oleh artis.
Saat Dilansir di sebuah gedung DPR, Jakarta. Juru
bicara partai mengatakan “Kita harus menghormati semua profesi yang ada, ada
artis, pengusaha, pengacara karena bukan profesi yang salah,” Meskipun sejumlah
artis terjerat berbagai kasus, Demokrat mengaku tidak kapok merekrut artis. “Ah
kenapa harus kapok, jangan menjudge itu tidak boleh, karena profesi itu.
mulia,” kata Gede Pasek. Saya sendiri tidak tau juntrungnya atau maksud yang
dibicarakan di dalam gedung DPR itu. Padahal yang saya amati dalam pencalonan
legislatif harus nya mempunyai kecerdasan dan juga tidak boleh ada masalah
dalam hukum. Apa karena modal tampan ataupun cantik artis tersebut boleh
mencalonkan diri. Sedangkan kemampuan pas-pas san.
Partai-partai yang suka
serang menyerang terhadap partai yang lainnya itu masih terjadi pada saat ini,
di karenakan sikap dan otak mengenai konsekuensi dalam percalonan tersbuut di
iringi dengan kemarahan dan ke egoisan, padahal arti dalam mencalonkan diri itu
membenai negara-negara yang masih belum terawat, membenai rakyat-rakyat yang
miskin, membentuk kinerja yang lebih baik. Tapi semua itu kebanyakan tidak
disikapi pada pencalonan. Malahan sikap egois yang timbul didalam pencalonan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar